Grahapost.com Bandar Lampung – Meningkatnya permintaan pasar terhadap makanan cepat saji di bulan Ramadhan telah menyebabkan peningkatan yang signifikan pada jumlah sampah di lingkungan. Menjelang buka puasa, banyak orang yang memilih untuk membeli makanan cepat saji yang praktis dan cepat disajikan. Namun, meningkatnya konsumsi makanan cepat saji juga berarti peningkatan jumlah bungkus plastik, kemasan karton dan wadah kertas yang menjadi sampah di lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandar Lampung mendata produksi sampah domestik di wilayah Bandar Lampung mencapai 786.459 ton per hari selama tahun 2022. Para ahli lingkungan memperingatkan bahwa meningkatnya jumlah sampah di lingkungan yang dihasilkan dari makanan cepat saji di bulan Ramadhan dapat berdampak negatif pada kesehatan manusia dan lingkungan. Sampah yang tidak terkelola dengan baik dapat menimbulkan bau tak sedap dan menjadi sumber penyakit, serta merusak keindahan lingkungan.
Mahyudi bagain UPT DLH Kota Bandar Lampung mengatakan, peningkatatan sampah terjadi diawal puasa di bulan suci ramadhan dan menjelang di hari raya idul fitri. “Peningkatan atau lonjakan sampah makanan cepat saji dan sampah lainya itu terjadi di bulan suci Ramadhan setelahnya tetapi ada peningkatan stabil, akan tetapi nantinya akan mengalami lonjakan dua kali lipat pada hari raya Idul Fitri nantinya”. Sabtu (1/4/2023).
“Untuk mengatasi masalah ini, ahli lingkungan meminta agar para pengambil keputusan mengambil tindakan yang lebih tegas untuk mengurangi sampah dari makanan cepat saji di bulan Ramadhan. Sebenarnya ada sanksi bagi yang membuang sampah sembarangan tetapi sanksi itu tidak terlaksana, pernah terlaksana pas masa jabatan Walikota Herman HN 2016-2021 lalu dengan denda Rp.500 ribu”. Jelasnya.
Beberapa usulan unuk para konsumen diharapkan, membuang sampah diwaktu jam tertentu misalnya jam 06.00 pagi dan sore hari, karena jam segitu sampah sampah akan dianagkut nantinya akan di bawa ke pusat sampah di TPA Bakung, dan juga jangan buang sampah siang hari atau setelah itu nantinya akan membuat penumpukan sampah kembali. Pengurangan penggunaan bahan kemasan yang sulit terurai dan beralih ke bahan baku yang lebih ramah lingkungan. Ujarnya.
Konsumen juga dapat berperan aktif dalam mengurangi sampah dari makanan cepat saji di bulan Ramadhan dengan memilih bungkus dan wadah yang ramah lingkungan dan membawa wadah sendiri saat membeli makanan. Dengan usaha bersama, diharapkan jumlah sampah dari makanan cepat saji di bulan Ramadhan dapat dikurangi dan lingkungan tetap bersih dan sehat. Pungkasnya. (Rizki).