Grahapost Bandar Lampung – Pengadaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di instansi Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Bandarlampung disinyalir telah diatur sedemikian rupa untuk memuluskan pesanan dari calon pendaftar demi keuntungan pribadi.
Bukannya melaksanakan realisasi pengadaan seleksi menyesuaikan kebutuhan dan urgensi tiap Intansi, ini malah terkesan dibuat spesial atau dikondisikan untuk menunjang kelancaran kepentingan pribadi, merusak asas umum penyelenggaraan pemerintahan yang baik, Kamis (03/10/2024).
Hal ini diungkap langsung oleh sejumlah pegawai dalam sesi wawancaranya, kepada wartawan mereka mengaku, kondisi seperti ini menjadi momok keresahan yang dialami kebanyakan pegawai honorer lainnya terutama di lingkungan Satpol PP kota Bandarlampung.
Pihaknya menjelaskan, keresahan ini mencuat lantaran adanya ketidakadilan yang dialami ribuan pegawai honor tersebut, mereka mengaku tidak memiliki kesempatan yang setara sehingga terasa dimarjinalkan setelah pengabdian selama belasan tahun bertugas terkesan tidak dihargai.
“Alih-alih memberdayakan SDM pegawai yang ada, ini kok malah bisa dikondisikan cuman karna ada keluarga deket di BKPSDM yang kebetulan pejabat yang bisa campur tangan seleksi ini,” keluh para Pegawai ini kepada wartawan di Bandarlampung.
Sementara pihaknya mengatakan bahwa, saat ini mereka turut menyoroti pelaksanaan pengadaan seleksi PPPK di Satuan Instansinya. Dalam surat pengumuman pembukaan seleksi, pihaknya menyoroti beberapa kejanggalan pada pengadaan seleksi yang akan berlangsung itu.
“Seleksi yang dibuka itu, salah satunya untuk di Bidang Trantibum, penempatan sebagai Seksi Pengamanan, di situ tertulis jelas klasifikasi pendidikan diperuntukan bagi lulusan Diploma III Analisis Kimia, Tekhnologi Lingkungan, Perpajakan. Apa coba relevansinya bagi pekerjaan, apakah ada urgensi khusus guna menunjang Tupoksi di Satpol PP ini,” katanya.
“Apakah seribuan honorer dari berbagai latar belakang pendidikan ini tidak ada yang memadai, bahkan banyak juga dari kami yang lulusan S1 ini apakah tidak bisa diberdayakan, pengabdian kami sudah belasan tahun tapi untuk dapat kesempatanpun sulit rasanya,” imbuh dia. Dikutip di Saibumi. (*)